BIRRUL WALIDAIN

Birrul Walidain adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah. Birrul walidain merupakan bentuk silaturahim yang paling utama.

Dalam Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi ada akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang lebih tua usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda, seorang ulama dalam bukunya juga menjelaskan hal yang serupa. Dalam segala kegiatan umat Islam diharuskan untuk mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan ini berdasarkan perintah dari Malaikat Jibril, karena dikatakan bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk salah satu mengagungkan Allah.

Akhlak ini telah dilakukan oleh para sahabat, mereka begitu menghormati terhadap yang orang yang lebih tua meskipun umurnya hanya selisih satu hari atau satu malam, atau bahkan lahir selisih beberapa menit saja.

Keutamaan dari berbakti kepada kedua orang tua adalah: Ini adalah ibadah yang paling mulia, sebagai sebab diampuninya dosa, sebab masuknya seseorang ke surga, sebab keridhaan Allah, sebab bertambahnya umur, dan sebab barakahnya rejeki.

Amalan yang palin mulia

Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata: Saya bertanya kepada rasulullah : Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda rasulullah : “Sholat tepat pada waktunya”, Saya bertanya: Kemudian apa lagi?, Bersabada rasulullah “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka rasulullah bersabda: “Berjihad di jalan Allah”.

Penyebab diampuninya dosa

Allah menjanjikan ampunan kepada seseorang yang berbakti kepada kedua orang tua: “…Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (Al Ahqaf 15-16)

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwasannya seorang laki-laki datang kepada rasulullah dan berkata: Wahai rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya?, Maka bersabda rasulullah : “Apakah Ibumu masih hidup?”, berkata dia: Tidak. Bersabda dia : “Kalau bibimu masih ada?”, dia berkata: “Ya”. Bersabda rasulullah : “Berbuat baiklah padanya”.

Penyebab masuknya orang ke surga

Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata: Saya mendengar rasulullah bersabda: “Celakalah dia, celakalah dia”, rasulullah  ditanya: Siapa wahai rasulullah?, Bersabda rasulullah : “Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga (karena tidak berbakti kepada keduanya)”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).

Dari Mu’awiyah bin Jaahimah, Bahwasannya Jaahimah datang kepada rasulullah kemudian berkata: “Wahai rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka bersabda: “Apakah kamu masih memiliki Ibu?”. Berkata dia: “Ya”. Bersabda “Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah telapak kakinya”.

https://id.wikipedia.org/wiki/Birrul_Walidain#Keutamaan_birrul_walidain

NIAT IKHLAS SYUKUR

Niat itu adalah, kecenderungan atau kemauan kuat yang merupakan motivator bagi kekuatan. Jika suatu amal perbuatan dapat terealisasi dengan dorongan niat, maka niat dan amal merupakan ibadah yang sempurna. Niat merupakan satu dari dua sisi ibadah, namun merupakan sisi yang terbaik dan paling vital. Karena amal perbuatan dengan organ tubuh tidak akan mengenai sasaran, kecuali punya pengaruh dalam hati, yakni agar cenderung pada kebaikan dan jauh dari keburukan. Sehingga berpikir dan berdzikir mampu mengantarkan pada kesenangan jiwa dan ma’rifat, yang keduanya merupakan faktor bagi kebahagiaan di akhirat. Jadi, tujuan dan maksud dari meletakkan dahi di atas tanah bukanlah semata-mata peletakan dahi di atas tanah. Tetapi, ketundukan hati, sedangkan hati itu dapat dipengaruhi dengan perbuatan-perbuatan organ tubuh.

Ikhlas itu kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Karena itu, kita perlu belajar dan membiasakan diri menjadi mukhlis (orang yang ikhlas).

Dari segi bahasa, ikhlas itu mengandung makna memurnikan dari kotoran, membebaskan diri dari segala yang merusak niat dan tujuan kita dalam melakukan suatu amalan.

Ikhlas juga mengandung arti meniadakan segala penyakit hati, seperti syirik, riya, munafik, dan takabur dalam ibadah. Ibadah yang ikhlas adalah ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.

Syukur, suatu kata yang sangat berbobot dan memberikan makna yang tidak terhingga. Allah telah menjamin dalam Al Quran, barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepada orang tersebut.

2 manfaat bersyukur :

  1. Pahala dari Allah. Jelas, bersyukur adalah perintah Allah, kita akan mendapatkan pahala jika kita bersyukur dengan ikhlas.
  2. Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat kita lebih bahagia. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur.